(gambar : pendulum sederhana-dok.Muh.Ma'rufin Sudibyo)
Rizky-catatanku.---Baru- baru ini akan terjadi fenomena alam yang luar biasa, yaitu posisi matahari tepat di atas ka'bah Mekkah di Saudi Arabia.
Menurut data dari Kementerian Agama terdapat sebanyak 800.000 buah mushalla/masjid di Indonesia sebagian besar arah kiblat menyudut /tak berhimpit dengan arah kiblat Indonesia (ramadhan.kompas.com).
Menurut Muh.Ma'rufin Sudibyo selaku koordinator Rukhyat Jejaring Hilal Indonesia dan Ketua tim ahli badan hisab dan rukyat daerah Kebumen, perlu didefinisi ulang arah kiblat kita.
Berkaitan dengan fenomena matahari posisinya tepat di atas Ka'bah maka tepat sekali untuk mengkalibrasi arah kibat Indonesia.
Bagaimana cara menyeleraskan arah kiblat kita ? Menurut Muh. Ma'ruf Sudibyo "cukup menggunakan pendulum berbobot yang tergantung pada sebuah stasioner dan jam yang telah dikaliberasikan terhadap waktu standar, rukyat arah kiblat dapat dilaksanakan".
Pada hari ini Minggu tanggal 14 Juli 2013 jam 16:27 WIB atau 17:27 WITA, bayang- bayang pendulum (bandul) tepat berimpit dengan arah kiblat setempat. Pelaksanaan rukyat arah kiblat tersebut dapat dilakukan dari tanggal 14 sampai dengan tanggal 16 Juli 2013 pukul 16:27 WIB. Cara tersebut praktis, simpel dan tidak membutuhkan banyak biaya, sedangkan hasilnya dapat akurat.
Pendulum berbobot selain dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi pada umumnya secara teori di dunia fisika besarnya kurang lebih 9,8 m/s2. Dari mana angka tersebut diperoleh ? Ya, kita dapat dengan mudah menentukan angka tersebut dengan pendulum berbobot. Cukup dengan 1 buah alat stopwatch, tali, pendulum, 1 statif serta rumus fisika periode gelombang maka kita dapat menentukan besarnya perceptan gravitasi bumi.
Mau tahu berapa harga sebuah alat pengukur percepatan gravitasi bumi ? Dari pengalaman penulis sewaktu praktik kerja lapangan di sebuah Laboratorium Geofisika ITB (Institut Teknologi Bandung) secara langsung bertanya kepada petugas laboran di tempat, Subhanallah ! ternyata harganya di atas 1 Milyar rupiah. Dan alat tersebut jika ada kerusakan harus dikirim ke Jerman.
============================================================================
sumber : ramadhan.kompas.com dan lab.geofisika ITB.
penulis : indaka
diterbitkan : http://rizky-catatanku.blogspot.com/
============================================================================